Minggu, 08 Maret 2009

tennosyinovity

I. A. LATAR BELAKANG
Tennosinovitis melibatkan peradangan dari kelopak atau fascia yang melapisi otot atau tendon. ( lapisan itu disebut Synovium). Sering terjadi tendonitis dan tendosinovitis bersama-sama. Tendonitis merupakan peradangan dari otot ( sering disebut dengan Tendinitis). Beberapa (tetapi tidak semua) tendon dilindungi oleh kelopak yang disebut synovium ini. Synovium membuat jumlah kecil berminyak merupakan cairan yang terletak antara otot . Cairan itu membantu otot/ tendon untuk bergerak bebas dan lancar ketika menarik pada tulang bila bergerak.
Gambar 1. A. Gambaran Tennosinovitis

Sistem yang terganggu pada Tendosinovitis adalah sistem muskuloskletal. Sistem muskuloskeletal ini merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama sistem muskuloskletal ini adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligamen, bursa, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.
Tendosinovitis paling umum terjadi di pergelangan tangan dan tangan. Diperkirakan 65% - 95% dari pasien dengan Rheumatoid Arthritis mengalami Tendosynovitis. Dan sepertiganya lagi terkait dengan kasus Diabetes Mellitus.
Gejala utama pada Tenosinovitis adalah rasa sakit, pembengkakan dan kesakitan yang terpengaruh bagian dari otot. Kulit mungkin teraba panas karena proses peradangan pada tendon. Biasanya pada beberapa kasus peradangan hanya berlangsung beberapa hari dan kemudian tanda peradangan tersebut menghilang. Dalam beberapa kasus bengkak dan kesakitan semakin bertambah parah dapat beberapa minggu atau beberapa bulan terakhir jika tendosynovitis tidak dirawat.
Gambar 1. B. Gambaran Letak Tennosinovitis

Penyebab Tennosinovitis ini umumnya belum diketahui etiologi yang jelas. Kebanyakan penyebabnya adalah pemakaian otot yang berlebihan. Umumnya terjadi di sekitar pergelangan tangan. Misalnya terlalu banyak menulis, mengetik, pekerjaan merakit, dan sebagainya dapat memicu peradangan. Arthritis kadang-kadang dapat merupakan bagian dari tennosinovitis, yang biasanya ada bersama rasa sakit dan bengkak pada otot. Infeksi merupakan penyebab yang jarang pada tennosinovitis , infeksi dapat terjadi karena memotong atau luka tusukan pada kulit lebih dari satu otot memudahkan bakteri untuk masuk ke otot-otot lain, dan kadang-kadang infeksi dapat menyebar dari bagian tubuh lain melalui aliran darah ke otot dan fascia atau sinovium. Misalnya sejumlah orang yang memiliki Gonorea (Penyakit Menular Sexual) dapat terjadi tennosinovitis sebagai komplikasi dari Gonoreanya.

Gambar 1. C. Gambaran Iritasi Pergerakan pada tendon



Saran yang dianjurkan untuk pencegahan terjadinya Tennosinovitis adalah menghindari gerakan yang berulang-ulang dan berlebihan dari pergelangan tangan dan tangan. Kemudian dapat dilakukan latihan untuk memperkuat otot-otot pada (Rehabilitasi Medik) untuk menemukan latihan yang terbaik untuk pencegahan tennosinovitis.


I. B. ANATOMI JARINGAN IKAT/ TENDON
Jaringan yang ditemukan pada sendi dan daerah sekitarnya terutama dalah jaringan ikat yang tersusun dari sel-sel dan substansi dasar. Dua macam sel yang ditemukan pada jaringan ikat adalah sel-sel yang tetap atau tidak berkembang pada jaringan ikat,seperti sel mast, sel plasma, limfosit, monosit, dan leukosit polimorfonuklear. Sel-sel ini memgang peranan penting pada reaksi-reaksi imunitas dan peradangan yang terlihat pada penyakit-penyakit reumatik. Jenis sel yang kedua dalam jaringan ikat ini adalah sel-sel yang tetap berada di dalam jaringan, seperti fibroblast, kondrosit, dan osteoblas. Sel-sel ini mensintesis berbagai macam serat dan proteoglikan substansi dasar dan membuat jenis jaringan ikat memiliki sususunan sel yang tersendiri.
Gambar 1. D. Gambaran Anatomi Jari.

Serat-serat yang didapatkan di dalam substansi dasar adalah kolagen dan elastin. Setidaknya terdapat 14 bentuk kolagen yang dapat diklasifikasikan menurut struktur rantai molekul, lokasi dan fungsinya. Kolagen dapat dipecahkan oleh kerja kolagenase. Enzim proteolitik ini membuat molekul stabil berubah menjadi molekul tidak stabil pada suhu fisiologik, dan selanjutnya dihidrolisis oleh protease lain. Perubahan sintesis kolagen rawan terjadi pada orang-orang yang usianya semakin lanjut. Peningkatan aktivitas kolagenase terlihat pada bentuk penyakit-penyakit rematik yang diperantarai oleh imunitas seperti Artritis Reumatoid.
Gambar 1. E. Gambar anatomi Abduktor dan Adduktor pada jari.

Serat-serat elastin memiliki sifat elastik yang penting. Serat ini didapat dalam ligament, dinding pembuluh darah besar dan kulit. Elastin dipecahkan oleh enzim yang disebut elastae. Elastase dapat menjadi penting pada proses pembentukan arteriosklerosis dan emfisema. Beberapa bukti menunjukkan bahwa perubahan dalam system kardiovaskular karena penuaan, dapat terjadi oleh karena peningkatan pemecahan serat elastin.
Gambar 1. F. gambaran Anatomi Jari

Selain serat-serat, proteoglikan adalah hasil penting yang ditemukan dalam substansi dasar. Proteoglikan adalah molekul besar terbuat dari rantai polisakarida panjang yang melekat pada pusat polipeptida. Proteoglikan pada rawan sendi berfungsi sebagai bantalan pada sendi sehingga sendi dapat menahan beban-beban fisik yang berat. Hubungan antara proteoglikan dengan proses imunologi dan peradangan adalah kompleks. Limfokin dapat menginduksi sel-sel jaringan ikat untuk memproduksi proteoglikan baru, menghambat produksi, atau meningkatkan pemecahan. Proteoglikan dapat menjadi fokus autoimun pada gangguan seperti Artritis Reumatoid. Pertambahan usia mengubah proteoglikan di dalam tulang rawan, proteoglikan ini akan kurang melekat satu dengan lain dan berinteraksi dengan kolagen. Perubahan fungsional dan struktural utama yang menjadi bagian dari proses penuaan normal menyebabkan perubahan biokimia dari jaringan ikat dan terjadi terutama pada serat dan proteoglikan.
Gambar 1. G. Anatomi pada tangan


Gambar 1. H. Gambaran Tulang pada telapak tangan.


I. C. ANATOMI SENDI
Sendi adalah tenpat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen, tendon, fascia, atau otot. Terdapat tiga tipe sendi :
Sendi fibrosa (Sinoatrodial), merupakan sendi yang tidak dapat bergerak.
Sendi Kartilaginosa (amfiartrodial), merupakan sendi yang sedikit dapat bergerak.
Sendi Sinovial (diartrodial), merupakan sendi yang dapat digerakkan dengan bebas.

Sendi Fibrosa
Sendi fibrosa tidak memiliki lapisan tulang rawan, dan tulang yang satu dengan tulang lainnya dihubungkan oleh jaringan ikat fibrosa. Terdapat dua tipe sendi fibrosa: (1) Sutura diantara tulang-tulang tengkorak dan (2) Sindesmosis yang terdiri dari suatu membran interoseus atau suatu ligamen di antara tulang. Serat-serat ini memungkinkan sedikit gerakan tetapi bukan merupakan gerakan sejati. Perlekatan tulang tibia dan fibula bagian distal adalah suatu contoh dari tipe sendi fibrosa.

Sendi Kartilaginosa
Sendi kartilaginosa adalah sendi yang ujung-ujung tulangnya dibungkus oleh rawan hialin, disokong oleh ligamen dan hanya dapat sedikit bergerak. Ada dua tipe sendi kartilaginosa. Sinkondrosis adalah sendi-sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh rawan hialin. Sendi-sendi kostokondral adalah contoh dari sinkondrosis. Simfisis adalah sendi yang tulang-tulangnya memiliki suatu hubungan fibrokartilago antara tulang dan selapis tipis rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi. Simfisispubis dan sendi-sendi pada tulang punggung adalah contoh-contohnya.

Sendi Sinovial
Sendi sinovial adalah sendi-sendi tubuh yang dapat digerakkan. Sendi-sendi ini memiliki rongga sendi dan permukaan sendi dilapisi rawan hialin.
Kapsul sendi terdiri dari suatu selaput penutup fibrosa padat, suatu lapisan dalam yang terbentuk dari jaringan ikat dengan pembuluh darah yang banyak, dan sinovium, yang membentuk suatu kantung yang melapisi seluruh sendi, dan membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi. Sinovium tidak meluas melampaui permukaaan sendi, tetapi terlipat sehingga memungkinkan gerakan sendi secara penuh. Lapisan-lapisan bursa di seluruh persendian membentuk sinovium. Periosteum tidak melewati kapsul sendi.
Gambar 1. I. Anatomi Sinovial.

Sinovium menghasilkan cairan yang sangat kental yang membasahi permukaan sendi. Cairan sinovial normalnya bening, tidak membeku, dan tidak berwarna atau berwarna kekuningan. Jumlah yang ditemukan pada tiap-tiap sendi normal relatif kecil (1 sampai 3 ml). Hitung sel darah putih pada cairan ini normalnya kurang dari 200 sel/ml dan terutama adalah sel-sel mononuklear. Asam hialuronidase adalah senyawa yang bertanggung jawab atas viskositas cairan sinovial dan di sintesis oleh sel-sel pembungkus sionovial. Bagian cair dari cairan sinovial diperkirakan berasal dari transudat plasma. Cairan sinovial juga bertindak sebagai sumber nutrisi bagi rawan sendi.
Gambar 1. J. Gambar
Mebran dan Cairan synovial.

Kartilago hialin menutupi bagian tulang yang menanggung beban tubuh pada sendi sinovial. Rawan ini memegang peranan penting dalam membagi beban tubuh. Rawan sendi tersusun dari sedikit sel dan sejumlah besar zat-zat dasar. Zat-zat dasar ini terdiri dari kolagen tipe II dan proteoglikan yang dihasilkan sel-sel rawan. Proteoglikan yang ditemukan pada rawan sendi sangat hidrofilik, sehingga memungkinkan rawan tersebut mampu menahan kerusakan sewaktu sendi menerima beban yang berat.
Kartilago sendi pada orang dewasa tidak mendapat aliran darah, limfe atau persarafan. Oksigen dan bahan-bahan lain untuk metabolisme dibawa oleh cairan sendi yang membasahi rawan tersebut. Perubahan susunan kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat terjadi setelah cedera atau ketika usia bertambah, beberapa kolagen baru pada tahap ini mulai membentuk kolagen tipe satu yang lebih fibrosa. Proteoglikan dapat kehilangan sebagian kemampuan hidrofiliknya. Perubahan-perubahan ini berarti rawan akan kehilangan kemampuannya untuk menahan kerusakan bila diberi beban berat.
Sendi dilumasi oleh cairan sinovial dan oleh perubahan-perubahan hidrostatik yang terjadi pada cairan interstitial rawan. Tekanan yang terjadi pada rawan akan mengakibatkan pergeseran cairan ke bagian yang kurang mendapat tekanan. Sejalan dengan pergeseran sendi ke depan mendahului beban. Cairan kemudian akan bergerak ke belakang kembali ke bagian rawan ketika tekanan berkurang. Kartilago sendi dan tulang-tulang yang membentuk sendi normalnya terpisah selama gerakan selaput cairan ini. Selama terdapat cukup selaput atau cairan, rawan tidak dapat aus meskipun dipakai terlalu banyak.
Gambar 1. K. Gambaran Cairan Synovial

Aliran darah ke sendi banyak yang menuju ke sinovium. Pembuluh darah mulai masuk melalui tulang subkondral pada tingkat tepi kapsul. Jaringan kapiler sangat tebal di bagian sinovium yang menempel langsung pada ruang sendi. Hal ini memungkinkan bahan-bahan di dalam plasma berdifusi dengan mudah ke dalam ruang sendi. Proses peradangan dapat sangat menonjol di sinovium, karena di daerah tersebut banyak mendapat aliran darah, dan di samping itu juga terdapat banyak sel mast dan sel lain dan zat kimia yang secara dinamis berinteraksi utnuk merangsang dan memperkuat respons.
Saraf-saraf otonom dan sensorik tersebar luas pada ligamen, kapsul sendi, dan sinovium. Saraf-saraf ini berfungsi untuk memberikan sensitivitas pada struktur-struktur ini terhadap posisi dan pergerakan. Ujung-ujung saraf pada kapsul, ligamen, dan pembuluh darah adventisia sangat sensitif terhadap peregangan dan perputaran. Nyeri yang timbul dari kapsul sendi atau sinovium cenderung difus dan tidak terlokalisasi. Sendi dipersarafi oleh saraf-saraf perifer yang menyeberangi sendi. Ini berarti nyeri dari satu sendi mungkin dapat dirasakan pada sendi lainnya, misalnya nyeri pada seni panggul dapat dirasakan sebagai nyeri lutut.
Gambar L. Gambaran Anatomi Tangan












BAB II
TENOSYNOVITIS
FLEXOR AND ESSTENSOR OF THE HAND
II. A. Definisi
Peradangan pada tendon yang disertai dengan peradangan pada selubung pelindung disekeliling tendon. Secara umum tendon merupakan jaringan fibrosa yang kuat, yang menghubungkan otot dengan tulang, selubung tendon membungkus beberapa tendon.
Gambar 2. A. Gambaran Tennosinovitis
Secara umum Tennosinovitis dibagi menjadi 4, yaitu :
1. De Quervain tennosynovitis
2. Volar Flexor tennosynovitis
3. Gonococcal tennosynovitis
4. Nongonococcal tennosynovitis

II. B. Klasifikasi
Klasifikasi berbagai bentuk tennosynovitis dan diagnosis yang teliti sangat penting dalam menentukan pemilihan perawatan yang sesuai.
Gambar 2. B. Gambaran Tennosinovitis
II. B. 1. De Quervain Tennosinovitis
Sejarah dari tennosynovitis De Quervain pertama kali ditemukan oleh seorang ahli bedah Swiss, Fritz dari Quervain sehingga tennovitis ini dinamakan sesuai dengan nama penemunya.

Gambar 2. C.
Anatomi De Quervain tennosinovitis

Tennosynovitis De Quervain merupakan peradangan sarung tendo otot, membran sendi, ruang tendo dan bursa otot. Nama lainnya adalah tennosynovitis stenosans.
Tennosinovitis stenosans adalah tendovaginitis kronik yang disertai penyempitan sarung tendo. Sering ditemukan juga penebalan tendo. Tennosinovitis De Quervain adalah tendovaginitis kronik sarung tendo muskulus abductor polikis longus dan tendo muskulus ekstensor polikis brevis setinggi radius distal.
Gambar 2. D.
DeQuervain’s tennosynovitis

Penderita mengalami nyeri, terutama pada gerakan kedua otot tersebut, yaitu bila menggerakkan ibu jari. Kadang dapat diraba atau dilihat penebalan sarung dan tendo, sedikit proksimal prosessus stiloideus radius. Gerakan ekstensi aktif menimbulkan nyeri yang terus menerus, bengkak, dan dapat diraba krepitasi, sedangkan gerakan pasif tidak. Selalu ada nyeri tekan. Tes Finkelstein biasanya positif.
Gambar 2. E. Tes Finkelstein

Tes Finkelstein : tangan dikepal dengan ibu jari di dalam kepalan pada deviasi tangan ke arah ulna timbul nyeri berarti positif de Quervain’s Tennnosynovitis.


Gambar 2. F. Finkelstein tes yang mengacu tendons yang pertama sirip belakang kompartemen distally dan menyebabkan tajam, sakit lokal saat urat daging entrapment telah terjadi dan peradangan hadir.

Umumnya pasien tennosynovitis De Quervain ini memiliki sejarah gerakan repetitive jepitan dari ibu jari dan jari (misalnya pekerjaan merakit barisan, mengemudikan sekrup, menyiang rumput yang berlebihan). Sakit di radial aspek pergelangan tangan menjadi lebih buruk dengan kegiatan dan istirahat dengan lebih baik. Mulai sakit biasanya bertahap dan umumnya tanpa sejarah trauma akut.

Gambar 2. G. Gambaran contoh gerakan repetitive yang menyebabkan tennosynovitis
de Quervain’s



Gambar 2. H. Gambaran tennoynovitis de Quervain’s
















Pada pemeriksaan fisik didapatkan :
Rasa nyeri terjadi di sepanjang radial aspek pergelangan tangan
Sakit pasif terjadi dengan berbagai gerakan yang praktis
Sakit terjadi dengan deviasi ulnar dari pergelangan tangan dengan ibu jari di setangkup tertutup fist ( yakni Filkenstein test).
Pada bagian belakang kompartemen pertama melaului styloid thickened menjadi tulang dan tersa keras, kawasan tersebut menjadi sensitive dan mudah nyeri. Biasanya tampak seperti ada fusiform massa.





Gambar 2. I. Dalam Quervain de tenosynovitis, yang pertama adalah komponen sirip belakang thickened, meningkatkan kulit dan membuat menonjol di radial styloid.




Penangulangan dengan membuka bagian sarung tendo yang sempit.
Ganglion karpal. Ganglion di pergelangan tangan biasanya berasal dari sedini karpal, dan sering dari sendi skafoid lunatum. Kadang ganglion berakar pada sinovial tendo otot. Ganglion lebih menonjol pada fleksi tangan dan kadang dapat ditekan sampai kosong pada sikap ekstensi sendi pergelangan tangan. Di sebelah volar, ganglion kebanyakan muncul antara tendo muskulus fleksor radialis dan muskulus brakioradialis. Jarang dapat ditemukan fluktasi. Biasanya ganglion tidak diafan karena isinya agak kental dan keruh, sementara biasanya ganglion terlalu kecil untuk membuat tes transiluminasi.

Gambar 2. J. Tennosynovitis de Quervain’s


Terapi dengan eksisi. Pembedahan harus dilakukan denga teliti. Dasar hubungan dengan sendi harus turut dikeluarkan untuk mencegah kekambuhan. Pembedahan tangan harus dilakukan pada keadaan bebas darah.

Gambar 2. K. Letak Tennosynnovitis


Pada tennosynovitis De Quervain dapat dilakukan Foto radiologi , sebenarnya pada tennosynovitis De Quervain hasil radiologi negatif karena kelainan yang terjadi adalah pada tendon dan sarung ototnya. Namun boleh dilakukan radiologi untuk menyingkirkan kondisi lainnya yang mungkin tidak bertanggung jawab atas sakit ini dan dapat membantu dalam mendiferensiasi antara pasien tennosynovitis de Quervain’s dengan pasien osteoarthritis di jempol carpometacarpal atau yang menderita kondisi baik.


Gambar 2. L. Tennosynovitis de Quervain’s

Gambar 2. M. Tennosynovitis de Quervain’s
II. B. 2. Volar Flexor tennosynovitis
Sejarah dari Volar Flexor Tennosynovitis pertama kali yang menggambarkan tekhnik untuk irigasi dan debridement dari flexor otot yang sakit. Dickson Wright menyarankan postoperative irigasi tendon pada 1943 ditutup terus debridement dan irigasi tekhnik yang championed oleh Besser, Carter dan Nevaiser seawal tahun 1960-an.
Tennosynovectomy untuk mengatasi flexor tennosinovitis didukung oleh Howard, Straub, dan Wilson (1956), dan Kuhns Potter (1958), Kessler dan Vainio (1966), dan Nalebuff dan Potter (1968), dan kemudian oleh pekerjaan oleh Nalebuff dan Patel, Millendur dan Naelebuff dan Brown.
Tennosinovitis Volar fleksor (tennovaginitis stenosans pada jari tangan) juga disebut jari pelatuk atau jari picu. Bila mengepalkan tangan tidak tampak kelainan, tetapi pada ekstensi jari, jari picu tetap dalam keadaan fleksi karena tendo yang menebal tidak dapat masuk kesarungnya yang keras dan sempit.
Gambar 2. N. gambaran Trigger Finger

Flexor Tennosinovitis adalah sebuah keadaan patofisiologi yang menyebabkan gangguan dari fungsi normal tendo flexor pada tangan. Berbagai etiologi dapat menyebabkan flexor tennosinovitis ini. Kebanyakan kasus Flexor Tennosinovitis adalah akibat infeksi. Namun Flexor Tennosinovitis dapat juga menjadi akut atau peradangan kronik sebagai akibat diabetes mellitus, pemakaian tangan yang berlebihan, atau arthritis rheumatoid. Biasanya Flexor tennosinovitis adalah hasil dari rheumatoid arthritis ( atau lainnya dapat menjadi arthropathies ), diabetes mellitus , overuse atau partikel jaringan penyakit. Dengan diabetes, yang cepat dari jaringan dalam serabut otot, dapat terjadi penyempitan tendon. Overuse syndrome menyebabkan kumulatif mikrotrauma pada tendon dan jaringan sekitarnya. Contoh overuse cedera adalah stenosing flexor tenosynovitis (yakni, trigger finger).

Gambar 2. O. Gambaran Trigger Finger

Sebagian besar tanda-tanda Flexor Tennosynovitis awal umumnya ditandai dengan 4 kanavel tanda-tanda infeksi :
ü Pada lengkungan jari tampak tanda awal peradangan.
ü Fusiformis bengkak
ü Kesakitan pada sepanjang tendon flexor tangan
ü Sakit secara pasif pada tendon.
Proses kanavel ini memiliki kemampuan untuk bekerja dengan cepat memusnahkan dari kapasitas fungsional dan dianggap sebagai suatu pembedahan tulang darurat. Penanggulangan dengan pembelahan bagian sarung yang sempit sejajar sumbunya sehingga tendo dapat bergerak secara bebas biasa dilakukan bedah drainase pada flexor tennosynovitis yang fulminant dan dapat dengan pengobatan konservatif saja seperti obat-obatan pada tahap awal tennosynovitis .
Gambar 2. P. Gambaran Area radang Tennosynovitis.

Tahap-tahap kanavel mungkin saja tidak tampak pada pasien yang memakai antibiotik jangka panjang, pada kondisi awal, pasien immunokopromis, pada pasien dengan infeksi kronis.
Gambar 2. Q. Gambaran Stenosing flexor tennosynovitis.

Tidak ada data mengenai insiden flexor tennosinovitis. Cedera dengan lantang, sering kemungkinan infeksi sangat tinggi bila ada inokulasi dari tendon. Flexor tennosinovitis dapat menular secara hematogen pada beberapa kasus penelitian, tetapi biasanya di daerah terpencil.
Timbulnya Flexor tennosynovitis yang didokumentasikan diperkirakanan 64 – 95% dari pasien dengan rheumatoid arthritis menderita tennosinovitis pada tangan dan pergelangan tangannya. Selain itu, sepertiga dari tangan dan jari pada flexor tennosinovitis terkait dengan kasus diabetes mellitus.
Etiologi dari flexor tennosynovitis umumnya berasal dari penetrasi trauma. Sebagian besar disebabkan oleh infeksi kulit flora, termasuk kedua jenis Staphylococcus dan streptococcus. Yang paling umum yang menyebabkan komplikasi bernanah di dalam flexor tennosynovitis adalah Staphylococcus aureus. Penyebab lainnya adalah sebagai berikut:
ü Luka gigitan
ü Pasteurella multocida – tinggi indeks kecurigaaan jika infeksi berkembang dalam waktu 24 jam setelah gigitan kucing
ü Eikenella corrodens – tinggi insiden luka gigitan dengan manusia (spesies Staphylococcus dan Streptococcus masih menyebabkan paling umum)
ü Anaerobes (Bactoroides spesies dan Fusobacterium paling umu)
ü Haemophillus spesies
ü Capnoncytophage cainomours – jarang dapat menjadi terisolasi setelah gigitan anjing.
ü Miscellanous organisme gram-negatif
ü Hematogeneus menyebar
ü Mycobacterium tuberculosa
ü Neisseria gonorrhea
ü Clostridium bertingkah- kasus ini dilaporkan pada infeksi telinga anak dalam
ü Pseudomonas aerugonosa
ü Listeria monocytogenes
ü Vibrio Vulnificus (stings dari kehidupan laut)
ü Mycobacterium spesies.
ü Laserasi atau luka tusukan, infeksi Mycobacterium spesies dapat diduga di infeksi kronis lebih lembab. Terlambat atau tidak terjawab diagnosa dapat mengakibatkan hasil yang buruk.
ü Penyebab non infeksi yang lainnya termasuk penyebab diabetes mellitus, arthritis rheumatid, endapan kristal, overuse, amyloidosis, ochronosis, arthritis psoriatic, Lupus Eritomatosus, dan Sarcoidosis.

Tahap-tahap terjadinya Flexor Tennosynovitis :
Ø Tahap inflamasi. Dimulai segera setelah luka, dengan rilis kemotatik dan zat vasoaktif. Sel-sel yang dihasilkan inflamasi menciptakan rasa sakit, bengkak, eritema, dan panas. Tahap ini dapat terjadi 48 jam dari 2 bulan, kecuali jika terjadi overuse atau kecelakaan lebih lanjut.
Ø Tahap Proliferatif. Tahap ini berlangsung hingga 2 bulan dan dicirikan oeh produksi kolagen dan zat-zat lainnya. Tendon sangat rentan terhadap kecelakaan selama periode ini.
Ø Tahap pematangan. Tahap ini berlangsung hingga 12 minggu, selama waktu tahap penyembuhan ini sebaiknya hindari kegiatan yang dapat menganggu proses penyembuhan.
Paling banyak penyebab terjadinya Flexor Tennosynovitis adalah Overuse.

II. B. 3. Gonococcal Tennosynovitis
Gonococcal Tennosinovitis penyebabnya adalah Neisseria gonorrhoeae.
Pada Gonococcal tennosnovitis merupakan jenis radang paling sering mempengaruhi remaja dan dewasa muda. Lebih sering terjadi pada perempuan, khususnya selama kehamilan atau sesudah menstruasi, ketika penyebaran gonorhea lebih cenderung terjadi.
Interval dari sexual mulai terkena gejala diseminasi dapat bervariasi dari 1 hari untuk beberapa minggu.
Biasanya pada tennosinovitis ini cairan vagina atau penile vaginal biasanya tidak ada, bisa ada demam, panas dingin, rasa tidak enak, dan yang polyartalgia umum. Biasa ruang yang terkena pada tangan adalah dorsum dari pergelangan tangan, tangan dan kaki.

Gambar 2. R. Tennosynovitis Gonococcal.

Pada pemeriksaan fisiknya didapatkan eritema, nyeri yang hilang timbul pda rabaan, terdapat nyeri pada gerakan tangan yang melibatkan tendon. Demam biasa terjadi, infeksi kulit umum (terjadi sekitar dua pertiga dari infeksi gonococcal) dan dicirikan oleh makula hemoragik atau papul pada distal kaki.


II. B. 4. Nongonococcal Tennosynovitis
Penyebab peradangan tendon pada Nongonococcal tennosynovitis :
Staphylococcus aureus dan Streptococcus spesies yang paling umum terjadi, tetapi infeksi dapat juga bercampur ( kuman aerobik dan anaerobik).
Pasteurella multocida umumnya dari gigitan kucing; Eikinea corrodens gigitan terjadi dengan manusia. Namun manusia dan hewan gigitan tersebut ada campuran aerobik dan anaerobik.
Faktor presdiposisi termasuk Diabetes Mellitus, dari darah, Penyalahgunaan narkoba (IV), kesakitan dan arteriosklerosis obliterans.
Mycobacterium spesies juga dapat menyebabkan tennosynovitis, terutama pada pasien immunocompromised.

Biasa terjadi pada luka tusukan, luka dari kulit yang retak, gigitan hewan, atau tekanan tinggi suntikan cedera (misalnya kucing, serangga, dan sebagainya). Sering tidak jelas portal dari cedera yang hadir. Rasa sakit dan terjadi pembengkakkan di sepanjang tendon, flexor tendon tangan paling sering terlibat.
Pemeriksaan fisiknya : pasien biasa kesakitan, eritema, nyeri dan berbagai gerakan yang terlibat tendon yang hadir.
Gambar 2. S. Tennosinovitis Nongonococcal

Tanda-tanda kanavalnya meliputi : adanya fusiformis pembengkakan pada jari (pembengkakkan pada seluruh jemari), posisi jari flexi, sakit sekali pada sekitar jari jemari, terjadi kesakitan dan bengkak pada flexor tendon.



II. C. Differential Diagnosis
Rheumatoid Arthritis
Carpal Tunnel Syndrome
Cellulitis
Kompartemen syndrome (ekstremitas)
Endocarditis
Gambar 2. T. Gambar Carpal Tunnel Syndrome
Gonorea
Pseudogout
Infeksi pada tangan
Luka pada tangan, tekanan tinggi
Luka atau infeksi pada jaringan lunak tangan
Peradangan sendi
Demam reumatik
Gambar 2. U. Gambaran Differential Diagnosis
II. D. Pemeriksaan penunjang untuk penelitian :
Laboratorium :
§ Sediaan Gonococcal dari perkencingan atau cervix, dubur jika diduga gonococcal iyang positif sekitar 80% pasien.
§ Hitung darah lengkap (CBC) yang sesuai dengan diferensial jika diduga etiologinya adalah infeksi.
§ Fungsi hati. Jika diduga telah terjadi penyebaran gonorrhea.
Radiologi :
§ Radiografi hasil rendah, kecuali tetap radioopak pada jaringan tubuh atau jika diperlukan untuk menyingkirkan infeksi berasal dari fraktur.
§ Magnetic Resonance Imaging (MRI) telah terbukti akurat dalam membantu diagnosis Tennosinovitis.
Prosedur :
Diagnostik arthrocentesis ditunjukkan jika hadir bersama dengan cairan tennosynovitis karena sebagian besar pasien dengan infeksi disebarluaskan gonococcal ada yang hidup berdampingan dengan septic arthritis.
§ Steril cairan umum adalah dengan gonococcal arthritis, umumnya negatif dalam 50% dari pasien.
§ Paling gonococcal arthritis adalah monoarticular, sekitar 25% adalah polyarticular.
§ Bersama cairan glukosa biasanya normal
§ Sel darah putih (Whole Blood Count) biasanya kurang dari 50.000 dan kuman gram positif hanya 25% dari pasien.


BAB III
PENATALAKSANAAN

III. A. TERAPI KONSERVATIF

de Quervain tenosynovitis
Prescribe rest, nonsteroidal anti-inflammatory agents, and thumb spica wrist splint for those with minimal symptoms. Mengharuskan untuk istirahat, nonsteroidal anti-inflamasi, dan thumb spica belat pergelangan tangan orang-orang dengan sedikit gejala.
Gambar 3. A. Gambaran Penanganan De Quervain’s tennosynovity
Peritendinous lidocaine/corticosteroid injection is considered by many to be the initial treatment of choice for de Quervain tenosynovitis.Peritendinous lidocaine / suntikan corticosteroid dianggap oleh banyak peneliti menjadi awal pilihan untuk perawatan dari Quervain tenosynovitis. One review of the literature showed corticosteroid treatment to have a cure rate greater than 80% and concluded that corticosteroid injection is safe. 2 Satu tinjauan literatur menunjukkan corticosteroid perawatan untuk menyembuhkan memiliki nilai >80% dan menyimpulkan bahwa suntikan corticosteroid aman untuk de Quervain’s tennosynovity.
A study published in 2007 examined triamcinolone injections for de Quervain tenosynovitis and achieved an efficacy rate of 89%. 3 In this study, patients could receive a maximum of 3 injections separated 2 weeks apart. A favorable result was measured by a questionnaire indicating no disruption in daily life.Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2007 untuk dikaji triamcinolone suntikan dari Quervain tenosynovitis dan keberhasilan yang dicapai > 89%. Dalam studi ini, pasien dapat menerima maksimal 3 suntikan dipisahkan 2 bulan berbeda. Hasilnya baik diukur oleh kuesioner yang menunjukkan tidak ada gangguan dalam kehidupan sehari-hari.
One retrospective review concluded that, in patients with more than minimal symptoms in de Quervain tenosynovitis, steroids are superior to nonsteroidal anti-inflammatory agents and splinting. 4Satu tinjauan retrospektif menyimpulkan bahwa, pada pasien dengan gejala lebih dari minimal dalam de Quervain tenosynovitis, steroids adalah superior ke nonsteroidal anti-inflamasi dan splinting.
Surgical therapy is an option if conservative management fails.Bedah merupakan pilihan terapi konservatif jika manajemen gagal.


Volar flexor tenosynovitis (ie, trigger finger)Volar flexor tenosynovitis (yakni, memicu jari)
Activity modification (ie, avoiding activities that cause triggering) and nonsteroidal anti-inflammatory drugs are used.Ringkasan modifikasi (menghindari kegiatan yang menyebabkan memicu tennosynovitis) dan nonsteroidal obat anti-inflamasi digunakan.
Peritendinous lidocaine/corticosteroid injection is the treatment of choice for volar flexor tenosynovitis (ie, trigger finger).Peritendinous lidocaine / suntikan korticosteroid adalah pilihan untuk perawatan volar flexor tenosynovitis (yakni, memicu jari). A recent randomized placebo-controlled trial compared corticosteroid injections with placebo. 5 In this study, subjects treated with corticosteroid injection showed a statistically significant reduction in severity of pain, frequency of triggering, and perceived patient improvement as compared with placebo. The short-term effects were maintained during the 12-month follow-up phase. Splinting is another treatment modality that has been studied. This is appropriate for patients who do not want to have a steroid injection. Splinting merupakan perawatan pengandaian yang telah belajar. Hal ini sesuai untuk pasien yang tidak ingin memiliki steroid injeksi.
Consider surgical tendon release if injection fails.Mempertimbangkan bedah Tendon jika suntikan kortikosteroid tidak berhasil. Surgical release for trigger finger has success rates greater than 90%. Bedah untuk flexor tennosynovity memiliki tingkat keberhasilan yang lebih besar dari 90%.
Gambar 3. B. Gambar Thumb Spica untuk kasus-kasus tennosynovity ringan sampai sedang.

Gonococcal tenosynovitis Gonococcal tenosynovitis
Admit to hospital with IV or intramuscular (IM) antibiotics (eg, ceftriaxone, spectinomycin)Memasukkan ke rumah sakit dengan IV atau intramuscular (IM) antibiotik (misalnya, ceftriaxone, spectinomycin)
Surgical drainage may be indicated if antibiotic therapy does not significantly improve condition within 48 hours. Bedah drainase dapat diindikasikan jika terapi antibiotik tidak signifikan memperbaiki kondisi dalam waktu 48 jam.
Nongonococcal infectious tenosynovitis Nongonococcal menular tenosynovitis
If the diagnosis is equivocal, admission to a hand specialist (eg, plastic surgery, orthopedics), elevation, and broad-spectrum antibiotics to include staphylococcal and/or streptococcal bacterial coverage are necessary.Jika diagnosa yang samar-samar, masuk ke tangan khusus (misalnya, bedah plastik, ortopedi), ketinggian, dan keluasan spektrum antibiotik untuk menyertakan staphylococcal dan / atau cakupan streptococcal bakteri yang diperlukan.
Add anaerobic coverage if anaerobic infection is likely (ie, with cat or human bites).Tambahkan untuk kuman anaerobik bila diduga asal infeksi berasal dari luka gigitan seperti gigitan kucing, dan sebagainya. If the diagnosis of tenosynovitis is definite, refer to hand specialist for urgent surgical incision and drainage. Jika diagnosis dari tenosynovitis pasti, rujuk pada spesialis bedah plastik untuk pengirisan dan drainase.
Konsultasi
Primary care or hand specialty outpatient referral for follow-up care of de Quervain tenosynovitis and volar flexor tenosynovitis Utama perawatan khusus atau rawat jalan tangan arahan untuk tindak lanjut dari masalah Quervain tenosynovitis dan volar flexor tenosynovitis
Emergent medical or hand specialty consultation for suspected GC tenosynovitis for hospital admission and IV antibioticsButuh perawatan medis atau konsultasi khusus untuk dugaan Gonorrhea tenosynovitis untuk masuk rumah sakit dan IV antibiotik
Emergent hand specialty consultation for nongonococcal infectious tenosynovitis for hospital admission, IV antibiotics, and possible surgical drainagepenanganan khusus untuk gonorrhea pyogenis tenosynovitis yaitu masuk rumah sakit, IV antibiotik, dan kemungkinan bedah drainase
MedicationObat yang digunakaan pada Tennosinovitis
The goals of therapy are to reduce pain and eradicate infection.Tujuan terapi adalah untuk mengurangi rasa sakit dan memusnahkan infeksi bakteri.
Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs)Nonsteroidal obat anti-inflamasi (NSAIDs)
Most commonly used for relief of mild to moderate pain.Paling sering digunakan untuk tennosinovitis dari ringan hingga sakit sedang. biasanya adalah ibuprofen DOC untuk terapi awal. Other options include fenoprofen, flurbiprofen, mefenamic acid, ketoprofen, indomethacin, and piroxicam. Pilihan lain termasuk fenoprofen, flurbiprofen, mefenamic acid, ketoprofen, indomethacin, dan piroxicam. NSAIDs are used primarily for de Quervain and volar flexor tenosynovitis. NSAIDs digunakan terutama untuk Quervain dan de volar flexor tenosinovitis.
Ibuprofen (Motrin, Advil, Ibuprin, NupIbuprofen (Motrin, Advil, Ibuprin, Nuprin)
Usually DOC for treatment of mild to moderate pain if no contraindications exist.DOC biasanya untuk perawatan ringan hingga sedang sakit jika tidak ada kontraindikasi. Menghambat Inhibits inflammatory reactions and pain, probably by decreasing activity of enzyme cyclooxygenase, which results in inhibition of prostaglandin synthesis.mengmen reaksi dan rasa sakit, mungkin oleh penurunan aktivitas enzim cyclooxygenase, di mana hasil dari inhibisi sintesis prostaglandin.
AdDewasa
400 mg PO q4-6h, 600 mg PO q6h, or 800 mg PO q8h while symptoms persist; not to exceed 3.400 mg PO tiap 4-6 jam/hr, 600 mg PO tiap 6 jam, atau 800 mg PO tiap 8 jam/hr sementara gejala berkuat; tidak melebihi 3,2 g / d
Anak-anak
<6>12 years: Administer as in adults > 12 tahun : dosis seperti orang dewasa
Naproxen (Anaprox, Naprelan, Naprosyn, Aleve)Naproxen (Anaprox, Naprelan, Naprosyn, Aleve)
Used for relief of mild to moderate pain.Digunakan untuk bantuan dari ringan hingga sakit sedang. Inhibits inflammatory reactions and pain by decreasing activity of enzyme cyclooxygenase, which results in prostaglandin synthesis. Menghambat reaksi inflamasi dan sakit oleh penurunan aktivitas enzim cyclooxygenase, dari hasil sintesis prostaglandin.
ADewasa
250 mg PO q6-8h or 500 mg bid; not to exceed 1.25 g/d; may increase to 1.5 g/d for limited per250 mg PO tiap 6- 8 jam atau 500 mg tawaran; tidak melebihi 1,25 g / d; dapat meningkat menjadi 1,5 g / d .
Anak-anak
< <2>2 years: 2.5 mg/kg/dose PO; not to exceed 10 mg/kg/d > 2 tahun: 2.5 mg / kg / dosis PO; tidak melebihi 10 mg / kg / d

Antibiotik
Antibiotik digunakan yang kompeherensif dan berjangka luas sehingga dapat mencangkup semua bakteri. Untuk mencakup semua kemungkinan pathogen dalam rangka pengaturan klinis.

Empiric antimicrobial therapy must be comprehensive and should cover all likely pathogens in the context of the clinical setting. Ceftriaxone (Rocephin)Ceftriaxone (Rocephin)
Third-generation cephalosporin that has broad gram-negative spectrum, lower efficacy against gram-positive organisms, and higher efficacy against resistant organisms.Cephalosporin generasi ketiga yang memiliki luas spektrum gram-negatif, manfaat rendah terhadap organisme gram positif, dan lebih tahan terhadap keberhasilan organisme. By binding to 1 or more of the penicillin-binding proteins, it arrests bacterial cell wall synthesis and inhibits bacterial growth. Mengikat oleh ke 1 atau beberapa penisilin-mengikat protein, maka penangkapan sintesis dinding sel bakteri dan menghambat pertumbuhan bakteri. Used because of increasing prevalence of penicillinase producing N gonorrhoeae .Digunakan karena peningkatan prevalensi penicillinase memproduksi N gonorrhoeae.
Adult Dewasa
1-2 g IV/IM qd or divided bid; not to exceed 4 g/d 1-2 g IV / instan QD atau dibagi tawaran; tidak melebihi 4 g / d
Anak-anak
<7>7 days: 25-50 mg/kg/d IV; not to exceed 125 mg/d
> 7 hari: 25-50 mg / kg / d IV; tidak melebihi 125 mg / d Infants and children: 50-75 mg/kg/d IV divided q12h; not to exceed 2 g/d Bayi dan anak-anak: 50-75 mg / kg / d IV dibagi 12 jam/x ; tidak melebihi 2 g / d
Spectinomycin (Trobicin)Spectinomycin (Trobicin)
Inhibits protein synthesis in bacterial cells.Menghambat sintesis protein dalam sel bakteri. Site of action is 30S ribosomal subunit; structurally different from related aminoglycosides. Situs tindakan adalah 30s ribosomal subunit; struktural berbeda dari aminoglycosides. Used as alternative antimicrobial in treatment of urethral, endocervical, or rectal GC infections in patients who cannot take cephalosporins or fluoroquinolones. Digunakan sebagai alternatif antimikrobakterial dalam perawatan urethral, endocervical, atau dubur Gonococcal infeksi di pasien yang tidak bisa mengambil sefalosporin atau fluoroquinolon. Can be administered to pregnant women who are allergic to cephalosporins.Dapatdigunakan untuk ibu hamil yang alergi sefalosporin.
Adult Dewasa
2 g IM q12h 2 g instan tiap 12 jam/ hr
Anak-anak
<45>45 kg and cannot tolerate ceftriaxone: Administer as in adults > 45 kg dan tidak dapat mentolerir ceftriaxone: dosis seperti orang dewasa
Ciprofloxacin (CiCiprofloxacin (Cipro)
Bactericidal antibiotic that inhibits bacterial DNA synthesis and consequently growth by inhibiting DNA-gyrase in susceptible organisms. Bactericidal antibiotik yang menghambat DNA bakteri sintesis dan akibatnya menghambat pertumbuhan oleh DNA-gyrase yang rentan dalam organisme. Duration of treatment depends upon severity of infection. Lama pengobatan tergantung pada beratnya infeksi. Continue treatment for at least 2 d after signs and symptoms of infection have disappeared. Teruskan perawatan setidaknya 2 hari setelah tanda-tanda dan gejala infeksi hilang. Usual treatment duration is 7-14 d. Biasa perawatan Durasi 7-14 hari.

Adult Dewasa
250-500 mg PO bid for 7-14 d 250-500 mg PO tawaran untuk 7-14 d
Anak-anak
<18>18 years: Administer as in adults > 18 tahun: dosis seperti orang dewasa

Ampicillin and sulbactam (Unasyn) Ampicillin dan sulbactam (Unasyn)
Drug combination that uses beta-lactamase inhibitor with ampicillin; covers skin, enteric flora, and anaerobes. Kombinasi obat yang menggunakan versi beta-zat yg mencegah laktamase dengan ampicillin; meliputi kulit, flora demam tipus, dan anaerobes. Used for treatment of nongonococcal infectious tenosynovitis. Digunakan untuk perawatan nongonococcal menular tenosynovitis. Coverage includes Staphylococcus species, Streptococcus species, and anaerobes. Cakupan termasuk spesies Staphylococcus, Streptococcus spesies, dan anaerobes.
Adult Dewasa
1.5 (1 g ampicillin + 0.5 g sulbactam) to 3 g (2 g ampicillin + 1 g sulbactam) IV/IM q6-8h; not to exceed 4 g/d sulbactam or 8 g/d ampicillin1.5 (1 g ampicillin + 0,5 g sulbactam) sampai 3 g (2 g ampicillin + 1 g sulbactam) IV / instan tiap 6 - 8 jam; tidak melebihi 4 g / d sulbactam atau 8 g / d ampicillin
Anak-anak
<3>12 years: Administer as in adults; not to exceed 4 g/d sulbactam or 8 g/d ampicillin > 12 tahun: Administrasi seperti orang dewasa, untuk tidak melebihi 4 g / d sulbactam atau 8 g / d ampicillin
Cefazolin (AncCefazolin (Ancef)
First-generation semisynthetic cephalosporin, which by binding to 1 or more of the penicillin-binding proteins arrests bacterial cell wall synthesis and inhibits bacterial growth; primarily active against skin flora, including S aureus . Generasi pertama semisintetik cephalosporin, yang mengikat 1 atau beberapa penisilin mengikat protein penangkapan sintesis dinding sel bakteri dan menghambat pertumbuhan bakteri; terutama aktif terhadap flora kulit, termasuk S aureus. Typically, used alone for skin and skin-structure coverage. Biasanya, digunakan sendiri untuk kulit dan struktur cakupan kulit. Total daily dosages are the same for IV and IM administrations. Total dosis harian yang sama untuk IV dan instan terapi. Used for suspected staphylococcal and/or streptococcal tenosynovitis (anaerobes not suspected). Diduga digunakan untuk staphylococcal dan / atau streptococcal tenosinovitis (anaerobes tidak diduga).
Adult Dewasa
250 mg to 2 g IV/IM q6-12h depending on severity of infection; not to exceed 12 g/d 250 mg ke 2 g IV / instan tiap 6 – 12 jam tergantung beratnya infeksi; tidak melebihi 12 g / d
Anak-anak
25-100 mg/kg/d IV/IM divided q6-8h depending on severity of infection; not to exceed 6 g/d25-100 mg / kg / d IV / instan dibagi tiap 6 – 8 jam tergantung beratnya infeksi; tidak melebihi 6 g / d

These agents have both anti-inflammatory (glucocorticoid) and salt-retaining (mineralocorticoid) properties. Obat ini memiliki anti-inflamasi (glucocorticoid) dan garam-menahan (mineralocorticoid) properti. Glucocorticoids have profound and varied metabolic effects. Glucocorticoids memiliki kedalaman bervariasi metabolis dan efek. In addition, these agents modify the body's immune response to diverse stimuli. Selain itu, agen ini memodifikasi respon kekebalan tubuh untuk beragam stimuli.
Dexamethasone acetate (Decadron, AK-Dex, Alba-Dex, Dexone)Acetate Dexamethasone (Decadron, AK-Dex, Alba-Dex, Dexone)
Decreases inflammation by suppressing migration of polymorphonuclear leukocytes and reducing capillary permeability.Penurunan peradangan oleh suppressing migrasi dari polimorfonuklear leukosit dan mengurangi permeabilitas kapiler. Dosage varies with degree of inflammation and size of affected area. Dosis bervariasi dengan derajat peradangan dan ukuran daerah yang terkena dampak.
Adult Dewasa
4-16 mg intralesionally (0.5-1) mL mixed with equal or double volume of 1% local anesthetic (ie, lidocaine) 4-16 mg intralesionally (0.5-1) mL dicampur atau setara dengan dua volume 1% lokal yg menyebabkan kehilangan kesadaran (yakni, lidocaine)
Anak - anak
<12>12 years: Administer as in adults > 12 tahun: Dosis seperti orang dewasa
Methylprednisolone acetate (Solu-Medrol, Depo-Medrol, Medrol) Methylprednisolone acetate (Solu-Medrol, Depo-Medrol, Medrol)
Decreases inflammation by suppressing migration of polymorphonuclear leukocytes and reversing increased capillary permeability. Penurunan peradangan oleh suppressing migrasi dari polymorphonuclear leukosit dan reversing peningkatan permeabilitas kapiler. Use 0.5-1 mL (40 mg/mL) mixed with equal or double volume of 1% local anesthetic (ie, lidocaine). Gunakan 0,5-1 mL (40 mg / mL) dicampur dengan volume yang sama atau dua kali dari 1% lokal yg menyebabkan kehilangan kesadaran (yakni, lidocaine). Dosage varies with degree of inflammation and size of affected area. Dosis bervariasi dengan derajat peradangan dan ukuran daerah yang terkena dampak.
Adult Dewasa
Tendon sheath inflammation: 4-30 mg intralesionally Radang tendon : 4-30 mg intralesi
Anak-anak
Not established Tidak ditetapkan
Hydrocortisone acetate (Solu-Cortef, CorHydrocortisone acetate (Solu-Cortef, Cortef)
Decreases inflammation by suppressing migration of polymorphonuclear leukocytes and reversing increased capillary permeability. Penurunan peradangan oleh suppressing migrasi dari polimorfonuklear leukosit dan reversing peningkatan permeabilitas kapiler. Use 0.5-1 mL (25 or 50 mg/mL) mixed with equal or double volume of 1% local anesthetic (ie, lidocaine).Gunakan 0,5-1 mL (25 atau 50 mg / mL) dicampur dengan volume yang sama atau dua kali dari 1% lokal yg menyebabkan kehilangan kesadaran (yakni, lidocaine). Dosage varies with degree of inflammation and size of affected area. Dosis bervariasi dengan derajat peradangan dan ukuran daerah yang terkena dampak.
Adult Dewasa
5-12.5 mg intralesionally 5-12,5 mg intralesi.
Anak-anak
Not established Tidak ditetapkan
III. B. TERAPI OPERATIF

Terapi Bedah
If injection therapy fails, surgical release of the first dorsal compartment relieves the entrapment. Jika suntikan terapi gagal, bedah rilis bebaskan the entrapment.

Gambar 3. C. Gambar operasi pembukaan fascia pada tendon yang inflamasi.
Preoperative Details



Rincian Preoperative
Surgical release of de Quervain tenosynovitis is an outpatient procedure.Bedah dari Quervain tenosynovitis merupakan prosedur rawat jalan. The operation can be performed under local or regional anesthesia, depending on surgeon preference. Pengoperasian dapat dilakukan di bawah anestesi lokal atau umum, tergantung pada pilihan ahli bedah. Use of a tourniquet precludes intraoperative bleeding and facilitates the identification of structures. Penggunaan turniket precludes intraoperative pendarahan dan memfasilitasi identifikasi struktur.
Intraoperative Details
Gambar 3. D. Gambar operasi pada Carpal Tunnel Syndrome

Rincian Intraoperative
A 3-cm incision is placed over the prominent thickening of the first dorsal compartment. A 3-cm pengirisan ditempatkan di atas belakang radial kompartemen tendon. A transverse skin incision is preferred because it provides better appearance of the scar in this highly visible area. Irisan melintang kulit adalah pilihan yang lebih baik karena memberikan tampilan parut di daerah ini sangat minimal. Once the skin is incised, only longitudinal, blunt dissection is used until the first dorsal compartment is exposed. Setelah kulit bertekuk, hanya longitudinal, pemotongan tumpul digunakan pertama sampai belakang kompartemen terkena. This minimizes the risk of sharp injury to the superficial radial nerve, which runs superficial to the first dorsal compartment. Ini meminimalkan risiko cedera tajam ke dangkal radial syaraf, yang berjalan dangkal untuk radial belakang kompartemen. Along its dorsal margin, the first dorsal compartment is sharply opened longitudinally for approximately 2 cm. Seiring dengan tepi luka belakang, sirip belakang kompartemen pertama adalah potongan longitudinal untuk dibuka sekitar 2 cm.













Gambar 3. E. Gambar operasi tennosynovity (operasi bedah plastic)

The tendon(s) are inspected to ensure that the abductor pollicis longus and the extensor pollicis brevis are released. Tendon yang sedang diperiksa untuk memastikan bahwa abductor pollicis longus dan extensor pollicis brevis diiris. If present, a septum separating the 2 motor units can be deceiving. 6 Gently moving the patient's thumb distinguishes one tendon from the other. Jika ada, yang memisahkan sekat 2 unit motor dapat deceiving. Dengan lembut memindahkan thumb pasien untuk membedakan satu tendon dari yang lain. If a tendon glides with metacarpophalangeal (MCP) joint motion, it belongs to the extensor pollicis brevis. Jika otot dengan metacarpophalangeal (MCP) gerakan bersama, yang berada di extensor pollicis brevis. If a septum between the abductor pollicis longus and the extensor pollicis brevis is identified, it also is released. Jika septum antara abductor pollicis longus dan extensor pollicis brevis diidentifikasi, tetapi juga dilepaskan.
Surgeons have personal preferences regarding the management of the sheath.Dokter Ahli Bedah memiliki preferensi pribadi tentang pelaksanaan tendon. Some excise a portion, and others make a step-cut and then suture a strip of sheath back loosely over the exposed tendons. Menghilangkan beberapa bagian, dan lain-lain melakukan langkah-potong dan kemudian jahitan satu strip dari tendon kembali melalui loosely terkena tendons. The author obtains good results without sheath excision or reconstruction by releasing just the thickened portion of the first dorsal compartment and leaving in place the transparent fascia overlying the tendons proximal and distal to the first dorsal compartment. Peneliti memperoleh hasil yang baik tanpa atrofi tendon atau rekonstruksi oleh melepaskannya hanya bagian belakang kompartemen pertama yang keras dan meninggalkan di tempat yang transparan yang overlying jalur tendons proximal dan distal untuk belakang kompartemen.
The skin is sutured. Postoperative DetailsRincian Postoperative
Early use of the hand for self-care and light activities is encouraged.Setelah operasi diharapkan tangan yang dioperasi diistirahatkan dan pelan-pelan mulai melakukan kegiatan yang ringan serta menghindari gerakan-gerakan repetitive untuk sementara. The suture is removed approximately 10 days after surgery. Jahitan dikeluarkan sekitar 10 hari setelah operasi. Thereafter, patients may rapidly resume full activities. Setelah itu, pasien dapat dengan pesat melanjutkan kegiatan penuh. Some surgical-site tenderness is expected for several months. Beberapa pasien diharapkan untuk tidak terlalu banyak melakukan kegiatan selama beberapa bulan.
Gambar 3. F. Gambar tangan post operasi 6 bulan kemudian.

III. C. KOMPLIKASI OPERASI
© Cacat kronis atau kurangnya berbagai gerakan.
© Sakit kronis
© Luka operasi dapat menjadi komplikasi infeksi merupakan lanjutan dari pyogenic flexor tennosynovitis
© Jaringan lunak sukar mengering (Kebekuan jaringan lunak) sering terdapat pada pasien dengan infeksi kronis atau pada diabetes mellitus.
© Cedera otot radial. Tajam cedera, tarik cedera atau adhesi pada jaringan parut dapat menyebabkan radang pada tendon daerah radial sehingga fungsi tangan dan pergelangan tangan menjadi terbatas. Lebih baik dihindari pada saat operasi dengan pemotongan tumpul yang lembut dan hindari tarikan jaringan subkutanes yang berlebihan pada saat operasi.

III. D. TINDAK LANJUT

Selanjutnya Perawatan Rawat Inap
Hospitalization is required for gonococcal and other infectious tenosynovitis. Rumah sakit diperlukan untuk gonococcal dan menular lainnya tenosinovitis.
Repetitive joint aspirations may be required if septic arthritis is associated with infectious tenosynovitis. Repetitif bersama aspirasi mungkin diperlukan arthritis infeksi jika dikaitkan dengan gejala tenosinovitis.
Transfer
Unavailability of hospital beds, operative capability, or specialty consultation is reason to transfer the patient to another facility. Rumah sakit tidak tersedianya tempat tidur, kemampuan pembedahan, atau konsultasi adalah alasan khusus untuk mentransfer pasien ke fasilitas lain.
III. E. PROGNOSA

Prognosa
de Quervain tenosynovitis - Very good with conservative therapy de Quervain tenosynovitis - Sangat baik dengan terapi konservatif
Volar flexor tenosynovitis - Good with corticosteroid injection Volar flexor tenosynovitis - Bagus dengan suntikan kortikosteroid
Gonococcal tenosynovitis Gonococcal tenosynovitis
Good with antibiotic therapy Baik dengan terapi antibiotik
Destruction of tendon, cartilage, or bone rare with disseminated gonococcal infection Pemusnahan tendon, tulang rawan, tulang atau jarang penyebarluasan gonococcal dengan infeksi
Nongonococcal infectious tenosynovitis - Only fair, even with early surgical intervention and antibiotic therapy Nongonococcal menular tenosinovitis - Hanya adil, bahkan dengan awal intervensi bedah dan terapi antibiotik
.




DAFTAR PUSTAKA

Sjamsuhidajat R, Wim de Jong, ( 2004 ). Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta. Hal 695 – 724.

Tennosynovity (de Quervain’s tennosynovity). Available at : www.wikipedia. Com

Norvell JG. Tennosynovitis. Available at : www.emedicine.com

Steele MD. Plastic Surgery and Classification.
Available at : www.plasticsurgery4u.com

Norvell JG. Tennosynovity Differential diagnosa and Workup. Available at : www.emedicine.com

Steele MD. Drug, medicine, and Treatment. Available at : www.emedicine.com

Likes LR. Flexor Tennosynovitis and complication, Treatment, Workup.
Available at : www.emedicine.com

Ghidella SD. Therapy medis Tennosynovity. Available at : www.Handsurgery.ac.id

Makanan JR. De Quervain’s Tennosynovity. Available at : www.emedicine.com

Fasella MF. All about Tennosynovity. Available at : www.patient.co.uk

Sullivan JG. Medscape. ( 2005 ). Tennosynovity surgery . Available at :
http://www.surgeryencyclopedia.com

Bax, Tim M.D. et al ( 1999 ). Surgical Options in the Management of Arthritis Rheumatoid, The American Academy of Family Physicians. Available at : http://www.aafp.org/afp/990101ap/143.html

Ralp GH. Surgical Arthritis rheumatoid. Available at : www.vianex.com

Xarchas KC. Gallanopoulus NG. Traumatologic Surgical Tennosynovitis. Available at : www.orthopaedican traumatologica.com

Concanon. De Quervain’s Tennosynovity. Available at : www.Americansocietyestheticplasticsurgery.com

DAFTARDAFA

1 komentar:

  1. Nina,

    saya mengalami sakit di lengan kanan saya..
    terutama di lengan bawah dan perhelangan saya.. dan menjalar ke jari telunjuk.

    apa yang harus saya lakukan..
    kalo ke dokter hrs ke dokter apa?

    BalasHapus